Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Cari Blog Ini

Technology

Instagram

Restaurants

Subscribe

Travelling Diaries

Entertainment

Like us

Restaurants

Sponsor

Ads 300 x 250

Flickr Images

Flickr Images

Like us on Facebook

Video of the Day

'Petruk Gincu'




Warna Warni Membalut Sang Penari


Petruk Gincu adalah pertunjukkan uji koreografi yang menapilkan 33 garapan tari oleh mahasiswa Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
< >

Vitamin-Sea!

Pantai Krakal, Gunung Kidul - Yogyakarta

Sooo refreshing!

'akulah lautan ke mana kau slalu pulang~'

'akulah lautan memeluk pantaimu erat~'
'kutahu kau tahu, aku ada~'
Birthday surprise at the beach!







< >

Culinary Festival - Global Culture Festival 2015


Ini dia yang bisa kamu temukan di hari terakhir (12/11) Global Culture Festival 2015, Culinary Festival yang diikuti 30 negara & 20 provinsi di Indonesia. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional & Kemitraan Universitas Negeri Yogyakarta.


Here we go! Mari icip!

Jawa Barat

Sumatera Selatan

Sumatera Selatan (2)

Sumatera Utara

Bali

Lombok

Landak, Kalimantan Barat

Timor Leste

Papua Nugini

Malaysia

Thailand

Cina

Vietnam

Laos

Korea Selatan

Myanmar
Jepang

Turkmentistan

Yaman

Aljazair

Mali

Burundi

Rwanda

Madagaskar

Ukraina

Hungaria

Rusia

Amerika Serikat

Venezuela

Italia

Polandia

Namibia

Sumatera Barat

Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta

< >

Mengembalikan Senyum Indonesia

Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matanya berlinang
Mas intanmu terkenang

Hutan tanah sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara
Merintih dan berdoa

...


Beberapa hari yang lalu, berkesempatan ikut dalam acara keren yang diadain BEM REMA kampus:
Dialog Kebangsaan.
Berharap bakal ketemu Pak SBY yang digadang-gadang bakal hadir, apalah daya beliau (masih) sibuk bahkan setelah purna tugas sebagai presiden RI.

Di sini, ketemu dengan 4 pembicara yang luar biasa keren.
Sejujurnya, nggak terlalu akrab dengan tokoh-tokoh ini, tapi sering banget denger namanya seliweran di media.

Aryanto Yuniawan.
Siapa yang nggak tau Battle of Surabaya?
Yes, kemunculannya membawa angin segar bagi industri kreatif perfilman tanah air.
Lebih spesial lagi film ini jadi good news from Indonesia bahwa anak bangsa punya kemampuan buat bikin film berkualitas yang nggak kalah dengan karya asing. 100+ likes buat film ini yang udah bikin kecintaan sama tanah air meningkat.

Dik Doank.
Pemrakarsa sekolah alam Kandank Jurank Doank ini memukau sejak pertama kali kemunculannya di auditorium UNY. Dik Doank membawakan (bisa dibilang) musikalisasi puisi yang bersyairkan bait-bait romantis tentang manusia, Tuhan, dan alasan untuk menjadi kaya raya dengan berbagi kepada sesama. Dik Doank adalah pembawa harapan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk bisa terus belajar meskipun tidak di bangku sekolah. *Saxophone dan petikan gitar yang mengiringi bait-bait puitis berhasil bikin merinding*.

Denni Purbasari.
Satu-satunya pembicara perempuan dalam diskusi kali ini namanya benar-benar baru dikenal. Tapi, sejujurnya dosen Ilmu Bisnis di UGM ini satu-satunya yang benar-benar memikat hati dan membuka pikiran soal nasionalisme buat bangsa. Beliau tipikal orang yang selalu melihat poin positif dari segala permasalahan, tipe yang nggak suka nyalahin keadaan, solutif.
Kutipannya yang paling diinget adalah seringnya pemuda disebut 'the best & brightest'.

Nyes.
Itu sebutan yang sangat terhormat bagi saya yang masih bagian dari pemuda ini, begitupun kalian yang baca. Tamparan juga sih. Segitunya loh pemuda dielu-elukan, sampe dibilang 'the best & the brightest'. Padahal rasanya belum berkorban ngasih bales jasa apa-apa buat negara.

Bukan melemahnya rupiah atau defisitnya anggaran belanja negara yang bikin beliau khawatir.
Tapi 'defisit kenegarawanan' yang bikin beliau nggak sanggup nahan air mata di tengah-tengah dialog.
Iya, bangsa ini butuh lebih banyak pemuda yang lebih banyak turun tangan, bukan yang kerjanya ngeluh dan cuma urun angan. Indonesia butuh sosok-sosok Soekarno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir muda yang nggak berfikir skala lima tahunan, tapi yang berfikir jauh ke depan.

Sujiwo Tedjo.
Buat yang terakhir ini, sesi santai tapi sarat makna.
Seperti 'menertawakan Indonesia'.
Mbah Tedjo adalah sosok yang luwes banget untuk nyentil masyarakat Indonesia.
Yang hilang dari bangsa saat ini adalah senyuman ramahnya.
Kalo dulu orang sibuk berbagi senyum buat orang lain, sekarang masing-masing sibuk buat melukis senyum di wajah sendiri. Itulah kenapa ada hukum sendiri di Republik berinisial J miliknya.

Sudjiwo Tedjo menutup sesi dialog dengan satu pesan penting, bahwa bangsa ini harus 
bangkit,
percaya diri,
dan menghargai budaya nusantara.

...

Satu hal yang bisa diambil dari momen ini adalah, kita tahu saat ini Indonesia lagi sakit.
Dari segi politiknya, sosialnya, budayanya dan lain-lainnya.
Tapi yakin deh, masih banyak cara untuk menyembuhkan Indonesia.
Meskipun media di televisi ngabarin hal yang bikin kamu rasanya malu dan pengen tutup mata sama Indonesia, tengok deh lebih luas lagi. 

Banyak hal yang membanggakan dari negeri tercinta kita ini. Coba ulik kekayaan yang ada di negeri sendiri, biar kamu betah tinggal di sini dan enggak cuma ngeluh buat ibu pertiwi.

Susah, kalo kamu ngarepin pemerintah yang ngelakuin tugasnya membenahi semua keriwehan di negeri ini. Padahal kamu tau ini tugas kamu juga. Tugas kita semua untuk,

mengembalikan senyum Indonesia.


< >

Buku: Generasi 90an 2 (Edisi Hardcover)

Siap-siap naik mesin waktu bareng Generasi 90an!

Selamat bergabung, geng 90an!
Tau Sailor Moon?
Pernah langganan majalah Bobo?
Atau kamu malah fans beratnya Maissy dan Chikita Meidy?
Kalau iya, berarti kita besar di era yang sama!

Sailor Moon ft Satria Baja Hitam dalam 3D

Generasi 90an bisa dibilang generasi yang sangat beruntung.
Gimana enggak?

Bobo, Oki, dan Nirmala

Segala kebahagiaan bisa dimiliki dengan cara yang sederhana di masa ini.
Anak-anak generasi 90an adalah anak-anak yang tumbuh besar di kurun waktu 90an.
Di masa ini, anak kecil belum menjadi 'budak' teknologi seperti saat ini.
Masa kecilnya banyak dihabiskan untuk belajar dan (terutama) bermain bersama teman-teman menggunakan permainan sederhana tapi bikin bahagia luar biasa.

Buku ini adalah buku kedua dari buku pertama yang berjudul sama. Ide ceritanya masih sama, balik ke tahun 90an. Kembali ke masa di mana Joshua masih nyanyi 'Diobok-obok airnya diobok-diobok~', main 'galasin' sama temen sampe baju lepek, main 'Donal bebek mundur tiga langkah, tu dua tiga', sampe main ninja-ninjaan pake sarung bapak habis tarawih.

Bener-bener bisa bikin senyum-senyum sendiri!

Buku ini adalah ide brilian sang penemu mesin waktu, Marchella FP (@marchellafp).
Pemikirannya yang sederhana untuk membuat lebih banyak orang bahagia, menjadi inspirasi saya. Alhamdulillah, bisa menjadi bagian dari 500 pemilik pertama buku Generasi 90an 'Anak Kemaren Sore'.

Yang penasaran, buku ini bisa ditemukan di TB Gramedia terdekat.

Keep Love 'n Gaul!

Jadi inget pernah jadi paskibraka di SD



Berbagi kebahagian bareng temen sepulang sekolah



#AnakKemarenSore







< >